Bermula dari Tekad, Berbuah Karya: Kisah Rinawati Menjadi Wirausaha Olahan Tuna yang Menginspirasi

Rinawati

Rinawati dan Alsafood | doc . instagram.com/rina_alsafood

Laut Indonesia termasuk salah satu wilayah tangkapan tuna terbesar di dunia. 

Wilayah perairan seperti Samudra Hindia, Laut Banda, Laut Maluku, dan Laut Sulawesi menjadi rumah bagi berbagai jenis tuna berkualitas tinggi.

Mulai dari Yellowfin (madidihang), Skipjack (cakalang), Bigeye hingga Albacore.

Menurut data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Indonesia di posisi tiga besar produsen tuna dunia bersama Jepang dan Filipina.

Tingginya permintaan global terhadap produk tuna terutama dari negara-negara seperti Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa sebenarnya membuka peluang besar bagi Indonesia untuk meraup devisa. 

Namun kenyataannya potensi ini belum sepenuhnya dimanfaatkan.

Salah satu penyebab utama belum maksimalnya ekspor tuna Indonesia adalah rendahnya kapasitas industri pengolahan ikan. 

Banyak daerah penghasil tuna belum memiliki fasilitas cold storage, pabrik pengalengan dan teknologi pengolahan modern yang memadai.

Sebagian besar hasil tangkapan tuna langsung dijual dalam bentuk ikan segar atau beku kepada eksportir asing. 

Untuk itu dibutuhkan peningkatan nilai tambah. Peningkatan nilai tambah dari sektor pengolahan tuna bisa memberikan efek domino yang besar.

Dengan mengolah tuna menjadi produk siap ekspor seperti tuna kaleng, abon tuna atau sashimi-grade tuna, Indonesia tidak hanya meningkatkan devisa negara melainkan juga bisa membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat pesisir.

UMKM yang bergerak di bidang pengolahan hasil laut juga akan mendapatkan keuntungan dari nilai jual yang lebih tinggi. 

Bahkan, beberapa pengusaha perempuan di daerah sudah mulai mengambil peran penting dalam sektor ini. 

Berdasarkan pengalaman tersebut, hal ini membuktikan bahwa pemberdayaan ekonomi lokal bisa tumbuh dari dapur-dapur kreatif di tepi laut.

Rinawati dan Alsafood

Ditengah situasi tersebut muncul wirausaha perempuan berasal dari Pacitan Jawa Timur yang mencoba mengembangkan olahan Ikan Tuna. 

Pelaku wirausaha tersebut bernama Rinawati yang mendirikan Alsafood. Alsafood merupakan perusahaan makanan yang bergerak dalam bidang pengolahan ikan tuna. 

Alsafood memanfaatkan hasil laut bahan baku ikan tuna yang melimpah. Keberadaan Alsafood sekaligus membuka peluang lapangan kerja bagi penduduk 

Di awal perjalanannya, Rinawati menghadapi berbagai tantangan. Berbagai masalah menghadang mulai dari modal usaha terbatas, jaringan bisnis minim sampai kemampuan produksi masih sederhana. 

Namun, di tengah keterbatasan yang ada, Rinawati bertekad memulai usaha dari dapur rumahnya sendiri.

Dari dapur rumahnya pula, Rinawati mencoba mengolah ikan tuna dengan keahlian memasaknya. 

Untuk bahan baku ikan tuna, Rinawati mendapatkan persediaan ikan tuna dari nelayan masyarakat sekitar Pantai Pacitan. 

Tepat tahun 2017 Rinawati mengembangkan bisnis industri rumahan olahan ikan tuna menjadi UMKM. 

Tujuannya supaya bisa membuka lapangan pekerjaan lebih luas bagi masyarakat sekitar. Hingga pada akhirnya Rinawati sukses mendirikan Alsafood. 

Alsafood menjadi bisnis utama Rinawati pada tahun 2019 dan berhasil menjadi UMKM binaan instansi bergengsi selain itu produk Alsafood berhasil mendapatkan sertifikat halal pertamanya. 

Produk olahan ikan tuna dari Alsafood sangat beragam mulai dari; Abon Ikan Tuna, Sambal Ikan Tuna, Sambal Baby Cumi, Tahu Tuna, Fish Skin (Olahan Kulit Ikan Tuna) dan Bontuna Spicy (Abon Tuna Pedas)

Alsafood
Ragam Olahan Tuna Alsafood | doc. instagram.com/rina_alsafood

Harapan Baru

Harapan terbesar adalah agar tuna Indonesia tidak hanya dikenal sebagai bahan mentah, tetapi juga sebagai produk olahan berkualitas dunia.

Pemerintah bersama pelaku industri kini terus mendorong program hilirisasi perikanan, dengan target menjadikan Indonesia sebagai pusat industri pengolahan tuna di Asia Tenggara.

Dengan dukungan teknologi, kebijakan yang berpihak, serta kolaborasi lintas sektor bukan hal mustahil bagi tuna Indonesia untuk berjaya di pasar global.

Bukan hanya karena kuantitasnya, tetapi juga karena kualitas dan inovasinya.

Produk
Sambal Tuna Alsafood | doc. instagram.com/rina_alsafood

SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards

Berkat kegigihan dalam melakukan wirausaha Rinawati meraih penghargaan SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards di tahun 2023 untuk kategori kewirausahaan, mewakili Provinsi Jawa Timur dengan kegiatan "Alsafood." 

SATU Indonesia Awards adalah kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh PT. Astra International, Tbk. untuk mencari anak - anak muda Indonesia yang berkontribusi dalam kegiatan positif di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, teknologi dan kewirausahaan.

Rinawati merasa optimis dan percaya adanya dukungan banyak pihak maka ekonomi keluarga dan komunitas pun ikut tumbuh.

Meski telah mencapai banyak hal, Rinawati masih memiliki mimpi besar. Ia ingin membawa Alsafood menembus pasar nasional bahkan ekspor supaya produk tuna lokal bisa dikenal lebih luas. 

Melalui Alsafood, Rinawati tak hanya mengubah hidupnya sendiri tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal dan membuka peluang bagi masyarakat disekitarnya.

Penutup

Dari seorang Rinawati kita belajar keberanian keluar dari zona nyaman bisa mengubah arah hidup seseorang. 

Rinawati adalah bukti bahwa perempuan yang berdaya bukan hanya menginspirasi tapi juga menciptakan perubahan.

Alsafood bukan sekadar merek olahan tuna. Ia adalah simbol ketekunan, inovasi dan cinta terhadap potensi lokal


#APA2025-PLM


Referensi ;

https://www.alsafood.id/

https://www.instagram.com/rina_alsafood

https://www.karyakreatifindonesia.co.id/umkm/alsafood-pacitan

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2025/09/14/dari-pacitan-ke-penghargaan-nasional-perjalanan-rinawati-dan-abon-tuna


Posting Komentar untuk "Bermula dari Tekad, Berbuah Karya: Kisah Rinawati Menjadi Wirausaha Olahan Tuna yang Menginspirasi"